ISLAM SEBAGAI IDEOLOGI - pemuda bebas berkarya

Breaking

post

recent/hot-posts

Friday, June 8, 2018

ISLAM SEBAGAI IDEOLOGI




PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang mayoritas masyarakatnya menganut agama Islam. Yakni agama yang berkeyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Di sisi lain, Indonesia juga memilki yang namanya Pancasila, yang merupakan dasar negara Indonesia yang dijadikan pandangan hidup dan filsafat bangsa. Yang menjadikan benteng dari arus globalisasi yang saat ini sedang melanda dunia ini. Seiring dengan banyak terjadi konflik antar agama yaitu fakta yang terjadi diIndonesia demi misi ideologi kelompok masing – masing.
Lagi-lagi konsep tentang agama perlu dipertanyakan kembali karena dalam konstalasi zaman, ideologi bertabrakan, dengan jahatnya ideologi terselubung lewat agama yang sulit dikendalikan karena sangat akut, konflik tidak hanya terjadi dalam  polemik/kontroversi wacana yang terjadi dalam teks melainkan juga secara riil telah nampak diermukaan bumi dan sangat telanjang. Karena masing-masing paham memiliki sudut pandang yang berbeda dan juga relevansinya dengan ideologi masing-masing. Konsekuensi logisnya suatu penyampaian terdistorsi, yang seharusnya berada di wilayah agama kini ditempatkan pada wilayah teks, karena setiap tokoh paham mempunyai hak provieles dan sebagai masyarakat yang awam tidak dapat memberikan negasi mutlak. Indikasinya masyarakat selalu terpatologi bahkan menjadi panismen ideologi paham.















PEMBAHASAN

A.  Pengertian Ideologi

Ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita, dan logos berarti ilmu. Secara harfiah ideologi berarti ilmu tentang pengertian dasar, ide. Dalam pengertian sehari-hari, idea disamakan artinya dengan “cita-cita”. Cita-cita yang dimaksud adalah cita-cita bersifat tetap yang harus dicapai sehingga cita-cita itu sekaligus merupakan dasar, pandangan/paham.

Hubungan manusia dengan cita-citanya disebut dengan ideologi. Ideologi berisi seperangkat nilai, dimana nilai-nilai itu menjadi cita-citanya atau manusia bekerja dan bertindak untuk mencapai nilai-nilai tersebut. Ideologi yang pada mulanya berarti gagasan dan cita-cita berkembang secara luas menjadi suatu paham mengenai seperangkat nilai atau pemikiran yang di pegang oleh seorang atau sekelompok orang untuk menjadi pegangan hidup.[1]

Sebagaimana di kemukakan di atas, dalam ideologi terkandung nilai-nilai. Nilai-nilai itu dianggap sebagai nilai yang baik, luhur dan dianggap menguntungkan masyarakat sehingga diterima nilai tersebut. Oleh karena itu, ideologi di gambarkan sebagai seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama. Seperangkat nilai dianggap benar, baik, adil, dan menguntungkan itu di jadikan nilai bersama. Apabila sekelompok masyarakat bengsa menjadikan nilai dalam ideologi sebagai nilai bersama maka ideologi tersebut menjad ideologi bangsa atau idelogi nasional bangsa yang bersangkutan.[2]


B.  Pengertian Ideologi Islam

Ideologi Islam (Arab: الإسلامɪ al-‘islāmiyya) adalah sistim politik yang berdasar akidah agama Islam. istilah dan definisi ideologi Islam mempunyai istilah dan definisi yang berbeda-beda di antara para pemikir terkemuka Islam. Dalam konteks penggunaan istilah ideologi, istilah ini kemudian digunakan dalam bahasa Arab dengan sebutan yang sama, yaitu idiyuluji, atau dengan sebutan yang berbeda, yaitu mabda. Intinya adalah pemikiran paling mendasar, yang tidak dibangun dari pemikiran yang lain. Pemikiran seperti ini, menurut Muhammad Muhammad Ismail, hanya ada pada pemikiran yang menyeluruh tentang alam, manusia dan kehidupan; serta apa yang ada sebelum dan setelahnya; juga hubungan antara alam, manusia dan kehidupan dengan apa yang ada sebelum dan setelahnya.[3]


C.  Islam Sebagai Ideologi

Bagi kaum Muslim, pemikiran seperti ini adalah akidah Islam itu sendiri. Sebab, akidah Islam adalah pemikiran yang menyeluruh tentang alam, manusia dan kehidupan; yaitu dari mana, untuk apa dan akan ke manakah alam, manusia dan kehidupan ini? Maka dari itu, tentu alam, manusia dan kehidupan itu tak lain merupakan ciptaan Allah, untuk mengabdi kepada-Nya, dan hanya kepada-Nyalah semuanya akan kembali. Agar semua proses kehidupan manusia itu bisa dipertanggungjawabkan di hadapan Allah kelak, maka Allah menurunkan syariah (aturan) untuk kehidupan manusia, yang kelak juga akan dijadikan standar oleh Allah untuk meminta pertanggungjawaban mereka. Inilah pemikiran mendasar, yang juga disebut fikrah kulliyah Islam. Pemikiran mendasar inilah yang juga disebut mabda’ atau idiyuluji.

Agama sebagai Ideologi tidaklah menjadi pokok persoalan, ketika ideologisasi ini mampu memberikan kenyamanan dan keamanan bagi hidup di dunia dan akhir nanti. Karena memang setiap agama menawarkan rasa aman kepada pengikutnya. Tentunya perasaan seperti inilah yang dicari oleh setiap pengikut agama. Rasa aman memberikan ketenangan kepada manusia akan kehidupan setelah mati, seperti apa yang selalu di informasikan oleh setiap agama di dunia ini. Permasalahannya adalah pembenaran tindak kekerasan terhadap kelompok lain. Apakah memang rasa aman mampu diperoleh dengan tindak kekerasan dan menghilangkan rasa aman dan nyaman orang lain? Tindak kekerasan bukanlah sebuah solusi




KESIMPULAN

Ideologi  agama merupakan  etika yang digunakan sebagai proses awal pembentukan identitas atau jati diri seseorang bisa terbentuk. Sehingga, seseorang itu bisa berkelakuan baik dan berakhlak mulia yaitu menaati setiap nilai–nilai dan norma–norma yang berlaku dalam suatu bangsa dan Negara. Dalam konteks penggunaan istilah ideologi, istilah ini kemudian digunakan dalam bahasa Arab dengan sebutan yang sama, yaitu idiyuluji, atau dengan sebutan yang berbeda, yaitu mabda





[1] Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2007). hal. 21
[2] Ibid
[3] Muhammad Ismail, Fikrul Islam, (Bogor : Al-Azhar Press: 2015), hlm. 9-10

No comments:

Post a Comment