PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia
merupakan negara yang mayoritas masyarakatnya menganut agama Islam. Yakni agama
yang berkeyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Di sisi lain, Indonesia juga
memilki yang namanya Pancasila, yang merupakan dasar negara Indonesia yang
dijadikan pandangan hidup dan filsafat bangsa. Yang menjadikan benteng dari
arus globalisasi yang saat ini sedang melanda dunia ini. Seiring dengan banyak
terjadi konflik antar agama yaitu fakta yang terjadi diIndonesia demi misi ideologi
kelompok masing – masing.
Lagi-lagi
konsep tentang agama perlu dipertanyakan kembali karena dalam konstalasi zaman,
ideologi bertabrakan, dengan jahatnya ideologi terselubung lewat agama yang
sulit dikendalikan karena sangat akut, konflik tidak hanya terjadi dalam polemik/kontroversi wacana yang terjadi dalam
teks melainkan juga secara riil telah nampak diermukaan bumi dan sangat
telanjang. Karena masing-masing paham memiliki sudut pandang yang berbeda dan
juga relevansinya dengan ideologi masing-masing. Konsekuensi logisnya suatu
penyampaian terdistorsi, yang seharusnya berada di wilayah agama kini
ditempatkan pada wilayah teks, karena setiap tokoh paham mempunyai hak
provieles dan sebagai masyarakat yang awam tidak dapat memberikan negasi
mutlak. Indikasinya masyarakat selalu terpatologi bahkan menjadi panismen
ideologi paham.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Ideologi
Ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita, dan
logos berarti ilmu. Secara harfiah
ideologi berarti ilmu tentang pengertian dasar, ide. Dalam pengertian
sehari-hari, idea disamakan artinya dengan “cita-cita”. Cita-cita yang dimaksud
adalah cita-cita bersifat tetap yang harus dicapai sehingga cita-cita itu
sekaligus merupakan dasar, pandangan/paham.
Hubungan manusia dengan cita-citanya disebut dengan
ideologi. Ideologi berisi seperangkat nilai, dimana nilai-nilai itu menjadi
cita-citanya atau manusia bekerja dan bertindak untuk mencapai nilai-nilai
tersebut. Ideologi yang pada mulanya berarti gagasan dan cita-cita berkembang
secara luas menjadi suatu paham mengenai seperangkat nilai atau pemikiran yang
di pegang oleh seorang atau sekelompok orang untuk menjadi pegangan hidup.[1]
Sebagaimana di kemukakan di atas, dalam ideologi
terkandung nilai-nilai. Nilai-nilai itu dianggap sebagai nilai yang baik, luhur
dan dianggap menguntungkan masyarakat sehingga diterima nilai tersebut. Oleh
karena itu, ideologi di gambarkan sebagai seperangkat gagasan tentang kebaikan
bersama. Seperangkat nilai dianggap benar, baik, adil, dan menguntungkan itu di
jadikan nilai bersama. Apabila sekelompok masyarakat bengsa menjadikan nilai
dalam ideologi sebagai nilai bersama maka ideologi tersebut menjad ideologi
bangsa atau idelogi nasional bangsa yang bersangkutan.[2]
B.
Pengertian Ideologi Islam
Ideologi Islam (Arab: الإسلامɪ al-‘islāmiyya) adalah
sistim politik yang berdasar akidah agama Islam. istilah dan definisi ideologi
Islam mempunyai istilah dan definisi yang berbeda-beda di antara para pemikir
terkemuka Islam. Dalam konteks penggunaan istilah ideologi, istilah ini
kemudian digunakan dalam bahasa Arab dengan sebutan yang sama, yaitu idiyuluji, atau dengan sebutan yang
berbeda, yaitu mabda. Intinya adalah
pemikiran paling mendasar, yang tidak dibangun dari pemikiran yang lain.
Pemikiran seperti ini, menurut Muhammad Muhammad Ismail, hanya ada pada
pemikiran yang menyeluruh tentang alam, manusia dan kehidupan; serta apa yang
ada sebelum dan setelahnya; juga hubungan antara alam, manusia dan kehidupan
dengan apa yang ada sebelum dan setelahnya.[3]
C.
Islam Sebagai Ideologi
Bagi kaum Muslim, pemikiran seperti ini adalah akidah
Islam itu sendiri. Sebab, akidah Islam adalah pemikiran yang menyeluruh tentang
alam, manusia dan kehidupan; yaitu dari mana, untuk apa dan akan ke manakah
alam, manusia dan kehidupan ini? Maka dari itu, tentu alam, manusia dan
kehidupan itu tak lain merupakan ciptaan Allah, untuk mengabdi kepada-Nya, dan
hanya kepada-Nyalah semuanya akan kembali. Agar semua proses kehidupan manusia
itu bisa dipertanggungjawabkan di hadapan Allah kelak, maka Allah menurunkan
syariah (aturan) untuk kehidupan manusia, yang kelak juga akan dijadikan
standar oleh Allah untuk meminta pertanggungjawaban mereka. Inilah pemikiran
mendasar, yang juga disebut fikrah kulliyah Islam. Pemikiran mendasar inilah yang
juga disebut mabda’ atau idiyuluji.
Agama sebagai Ideologi tidaklah menjadi pokok persoalan,
ketika ideologisasi ini mampu memberikan kenyamanan dan keamanan bagi hidup di
dunia dan akhir nanti. Karena memang setiap agama menawarkan rasa aman kepada pengikutnya.
Tentunya perasaan seperti inilah yang dicari oleh setiap pengikut agama. Rasa
aman memberikan ketenangan kepada manusia akan kehidupan setelah mati, seperti
apa yang selalu di informasikan oleh setiap agama di dunia ini. Permasalahannya
adalah pembenaran tindak kekerasan terhadap kelompok lain. Apakah memang rasa
aman mampu diperoleh dengan tindak kekerasan dan menghilangkan rasa aman dan
nyaman orang lain? Tindak kekerasan bukanlah sebuah solusi
KESIMPULAN
Ideologi agama merupakan etika yang digunakan sebagai proses awal
pembentukan identitas atau jati diri seseorang bisa terbentuk. Sehingga, seseorang
itu bisa berkelakuan baik dan berakhlak mulia yaitu menaati setiap nilai–nilai
dan norma–norma yang berlaku dalam suatu bangsa dan Negara. Dalam konteks
penggunaan istilah ideologi, istilah ini kemudian digunakan dalam bahasa Arab
dengan sebutan yang sama, yaitu idiyuluji,
atau dengan sebutan yang berbeda, yaitu mabda
No comments:
Post a Comment