Opini Publik
A.
Pengertian Opini Publik
Pengertian opini publik atau
pendapat umum cukup beragam. Karena itu, pada tahun 1983 pernah dilakukan riset
di Malaysia, dengan melibatkan mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universiti
Kebangsaaan dan Institut Teknologi Mara. Para mahasiswa diminta untuk mewawancarai
sekitar 2.000 orang.
tentang pendapatnya mengenai opini publik
atau pendapat umum. Ternyata menimbulkan jawaban yang berbeda satu sama
lainnya. Beberapa pengertian yang mereka maksudkan mengenai opini publik antara
lain sebagai berikut:
- Berita atau
informasi yang banyak diketahui dipermasalahkan oleh masyarakat
- Pendapat
manyoritas penduduk
- Pikiran orang
banyak yang menjadi bahan perdebatan
- Pendapat orang
banyak yang dikumpulkan menjadi satu setelah dimusyawarahkan
- Apa yang
dipikirkan oleh anggota masyarakat disampaikan lewat media komunikasi
- Pendapat orang
banyak yang disampaikan untuk kepentingan bersama.
Pengertian opini publik atau pendapat umum
tersebut, tidaklah berbeda dengan definisi yang dibuat oleh para pakar opini
publik, di antaranya adalah
- Menurut Leonard
W Doob, “public opinion refers to
people? attitude on an isssue when they are members of the same social
group”.
- Menurut Emery S.
Bogardus, “public opinion as
compassed of personal opinions playing upon one another”
- Menurut Floyd
Allport, “public opinion as people
expressing themselves so strongly for or against something that their
views are likely to affects government action.”
- Menurut Bernard
Henessy, “opini publik adalah kompleks preferensi yang dinyatakan sejumlah
orang tertentu mengenai isu yang menyangkut kepentingan umum.”
Di antara para pendapat pakar opini publik
tersebut tidak ada kata sepakat mengenai difinisi dari opini publik. Namun,
secara subtantif, dari pendapat tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
peendapat mereka mengenai opini publik itu mengandung pengertian sebagai
berikut:
- Adanya
isu yang diawali ketidaksepakatan, yakni adanya pro dan kontra;
- Isu
melahirkan dua bentuk masyarakat, yaitu masyarakat yang peduli pada isu,
lalu membuat pendapat, dan masyarakat yang tidak peduli isu, lalu diam ;
- Pendapat
dinyatakan dalam bentuk verbal;
- Ada
kelompok kolektivitas terlibat, namun sifatnya tidak permanen.
Dari pendapat tersebut di atas, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa “opini publik adalah gabungan pendapat perseorangan
mengenai suatu isu yang dapat memengaruhi orang lain, serta memungkinkan
seseorang dapat memengaruhi pendapat pendapat tersebut. Ini berarti pendapat
umum hanya bisa terbentuk kalau menjadi bahan pembicaraan umum, atau jika
banyak orang penting (elite) mengemukakan pendapat mereka tentang suatu isu
sehingga bisa menimbulkan pro dan kontra di kalangan anggota masyarakat.”
b. Karakteristik
Opini Publik
Opini publik atau pendapat umum, menurut
Nimmo (dalam Nyarwi Ahmad, 2012: 272-273), dicirikan dengan empat hal, yaitu:
- Di
dalamnya terdapat isi, arah, dan itensitas mengenai isu-isu yang menjadi
perhatian publik;
- Adanya
kontroversi dibalik diskursus isu-isu yang terjadi antar individu dalam
ruang publik;
- Isu-isu
publik tersebut menyentuh dan mempengaruhi kesadaran dan kepentingan
politiksemua individu yang ada di dalam masyarakat,
- Dalam
rentang waktu tertentu, isu-isu yang menjadi opini publik ini relative stabil. Sementara itu,
menurut darmawan (2015:123-124),
opini publik itu memiliki tiga karakteristik,
yaitu:
- Terdiri
dari Kumpulan individu-individu. Opini publik merupakan kumpulan dari
pendapat tiap individu yang digabung menjadi satu. Dalam hal ini, terdapat
jenis opini yang menyatakan persetujuan, juga sebaliknya.
- Berkaitan
dengan apa yang penting yang menjadi perhatian masyarakat, bukan hanya
penting untuk segelintir orang atau sekelompok orang. Opini publik berarti
opini dari publik. Oleh karena itu, opini publik tak hanya penting untuk
sedikit atau sekelompok orang, namun orang dalam jumlah banyak atau sering
disebut mayoritas.
- Berkaitan
dengan waktu atau periode tertentu, atau berhubungan erat dengan kontes
terjadinya sesuatu. Setiap opini tidak bersifat tanpa batas waktu.
Sebaliknya, sebuah opinin tertentu boleh jadi hanya berlaku pada saat
waktu tertentu saja. Ketika sudah berganti waktu, sangat mungkin terjadi
perubahan dalam opini publik.
C.
Terbentuknya Opini Publik
Terbentuknya opini publik,
menurut Nimmo (2006:2021) , tahap pertama diawali dari proses pembentukan opini
publik yang kontroversial dari opini pribadi antar anggota masyarakat terhadap
isu-isu publik tertentu. Mereka kemudian berusaha secara aktif menyatakan
pendapat, beragumen, dan memperdebatkan isu isu publik tersebut. Tahapan
selanjutnya, muncul kepemimpinan terhadap opini pribadi-pribadi anggota
masyarakat tersebut. Opinilah yang paling banyak diterima oleh mayoritas
individu yang ada di dalam masyarakat. Adanya kepemimpinan opini pribadi ini
kemudian memunculkan opini yang dominan, sementara opini pribadi yang lainnnya
menjadi tenggelam dan tidak dominan. Opini dominan inilah yang kemudian
terus-menerus disampaikan dalam komunikasi interpersonal, komunikasi
organisasi, dan melalui media massa.
Berbeda dengan pendapat
Nimmo di atas, menurut Noelle-Neuman (dalam Eriyanto, 2011), terbentuknya opini
publik itu merupakan proses sosial. Bertolak dari pendapatnya ini,
Noelle-Neuman menolak pandangan yang melihat opini semata sebagai kumpulan atau
penjumlahan dari opini-opini induvidu. Menurutnya, opini publik itu harus
dilihat sebagai interaksi antara opini pribadi dengan opini yang berkembang
dalam masyarakat. Individu hendaknya selalu dilihat bahwa ia senantiasa
memeriksa dan menyesuaikan opini pribadinya dengan lingkungan sosial.
Terbentunya, opini publik juga harus dilihat melalui sebuah proses dari
kemunculan suatu isu, hingga isu publik tersebut makin menguat.
D.
Fungsi Opini Publik
Opini publik memiliki fungsi. Adapun fungsi
dari opini publik, menurut Darmawan (2015:124-125), adalah sebagai berikut:
- Keberatan
Opini publik dapat berfungsi sebagai patokan bagi pihak tertentu bila
ingin mengetahui bagaimana pendapat masyarakat tertentu tentang sesuatu
hal. Misalnya, pemerintah ingin mengetahui bagaimana opini publik tentang
kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah di saat tertentu. Dengan
mengetahui tingkat kepercayaan masyarakat, pemerintah bisa menggunakan
data tersebut untuk memutuskan apakah sebuah kebijakan tidak populer
dikeluarkan saat ini atau dikemudian hari.
- Sama halnya dengan contoh di tas, ketika ingin mengambil sebuah kebijakan tertentu pemerintah perlu mempertimbangkan tidak hanya kapan waktu kebijkan dikeluarkan tetapi juga apakah sebuah kebijakan diputuskan diterapkan atau tidak.
Sumber : Buku Pengantar Politik Dr. Tarech Rasyid, M.Si
No comments:
Post a Comment