BAB 1
MASYARAKAT INDONESIA DALAM LINTASAN SEJARAH
A. Sejarah Nama Indonesia |
Semenjak disebutkannya kerajaan kutai
sampai tarumanegara merupakan kerajaan kuno bersifat lokal wilayah setempat
dengan pengaruh kebudayaan hindu dan selanjutnya dikemukakan pengenalan
kejayaan kerajaan nasional sriwijaya dan majapahit maka telah ada nama bagi
wilayah kepulauan yang merupakan tanah air bangsa indonesia, yaitu nusantara
sebelum kedatangan bangsa barat di indonesia, yang terletak disekitar
khatulistiwa, tepatnya berada di antara samudra pasifik dan samudra hindia,
serta di antara benua asia dan benua australia. Nama nusantara diberikan oleh
pujangga majapahit, sedang bangsa india memberikan nama indonesia dengan
dwipantara. Kemudian, pada masa penjajahan belanda, indonesia diberi nama
hindia belanda atau nederlandsch-indie
oleh pemerintah penjajah belanda.
Nama
indonesia berasal dari bahasa latin,
indos dan nesos yang artinya
india dan pulau-pulau. Nama indonesia yang dimaksud adalah pulau-pulau yang ada
di samudra hindia dan itulah yang dimaksud sebagai satuan pulau yang kemudian disebut
dengan indonesia.Pada sekitar tahun 1920 partai-partai politik dan organisasi
masa zaman hindia belanda dan organisasi pelajar mahasiswa indonesia di
netherland sudah menggunakan sebutan indonesia. Misalnya, nama perhimpunan
sejak tahun 1922 telah diganti namanya dengan “perhimpunan indonesia”.
Kemudian, dalam perkembangan selanjutnya nama tersebut lebih banyak lagi
dipergunakan.
Melalui sumpah pemuda tanggal 28 oktober
1928 dan juga semenjak hari kemerdekaan indonesia yang diproklamasikan pada
tanggal 17 agustus 1948, “istilah indonesia” menjadi nama resmi di seluruh
tanah air, bangsa, dan negara kita indonesia.[1]
B. Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Sejak zaman purba, kepulauan nusantara
kita sudah dihuni manusia. Zaman peradaban batu terjadi dua golongan
perpindahan bangsa dari daratan asia menyeberang ke pulau samudra hindia,
kemudian menyebar dari madagaskar sampai ke filipina dan melanesia, yang
akhirnya hidup menyatu dengan penduduk asli setempat. Inilah yang disebut
sebagai nenek moyang bangsa indonesia.Penduduk asli inilah yang diakui sebagai
nenek moyang bangsa indonesia adalah mereka telah memiliki suatu nilai
kehidupan yang berbudaya tinggi menurut kondisi pada saat itu, jauh dari
waktu-waktu datangnya pengaruh asing atau bangsa-bangsa yang lain.
Nenek moyang kita pada umumnya saat itu
hidup dari petani dan menjadi nelayan/pelaut. Sebagai siswa seni moyang ialah
berupa perahu bercadik, yang kita kenal sebagai peninggalan masa lalu. Tak dapat disangkal lagi bahwa nenek moyang kita nusantara
ini hidup di berbagai ribuan pulau. Nenek moyang kita tinggal dalam
kelompok-kelompok ketik sebagai masyarakat yang terisolasi oleh alam, yang satu
dengan yang lain terpisah-pisah dalam kelompok, yang akhirnya hal ini
menimbulkan suku-suku yang memiliki budaya-nya masing-masing yang satu berbeda
dengan yang lain, kesenian serta adat istiadat, kebiasaan, dan lain-lain.
Meskipun perbedaan-perbedaan tersebut
tidak terlalu mencolok tajam, segenap perbedaan budaya suku-suku yang ada akan
memberikan bentuk pada kekayaan budaya suatu bangsa, dalam hal ini bangsa
indonesia. Pada kebudayaan indonesia asli yang telah dinilai memiliki
unsur-unsur budaya yang luhur, berupa antara lain sifat religius suatu
kepercayaan terhadap zat yang gaib juga sikap menghormati terhadap roh para
orang tua dan roh nenek moyang sebelumnya, rasa peri kemanusiaan yang ikhlas
tanpa memindahkan sumber dan warna kulit, rasa persatuan dan kesatuan yang
terbina sangat erat dalam bentuk kekeluargaan maupun sikap luwes dalam
pergaulan melalui bentuk musyawarah dan kegotongroyongan yang tinggi dalam
lingkup keluarga dan masyarakat.[2]
C. Masa Kerajaan Nasional
Di Indonesia
Nenek moyang kita secara
jelas sejak zaman dahulu telah menjalani hidup dalam tata masyarakat yang
teratur, bahkan sudah dalam bentuk kerajaan kecil kuno, seperti telah di
singgung diatas, yaitu Kutai yang lahir pada abad V di Kalimantan timur, dengan
rajanya yang terkenal, seperti Mulawarman. Hal ini tercatat berdasarkan berita
tertua Cina yang bertalian dengan zaman itu yaitu dari dinasti t’ang tahun 618
– 906.
Berikutnya Kerajaan Tarumanegara lahir juga
pada abad V, berada di daerah Jawa Barat (Banten, Jakarta, Bogor, dan Cirebon
rajanya). Punawarman, sedang menurut dugaan sementara, kerajaan Cirebon telah
ada sebelumnya yaitu sekitar abad ke-2.
Sebelum terkenal kerajaan nasional pertama
Sriwijaya dan kerajaan nasional kedua Majapahit, di kedua kerajaan kuno
tersebut di atas telah berkembang agama Hindu dan pengaruhnya tuh dengan baik
bersama kepribadian asli setempat.
1. kerajaan sriwijaya
(620-1270)
Pada abad VII munculnya
di Sumatera (Palembang) Sebuah kerajaan atau kemahadatuan bernama Sriwijaya
sebagai kerajaan nasional pertama di Indonesia dibawa Dinasti Syailendra dengan
rajanya yang terkenal Balaputradewa. Sebagai negara maritim, Sriwijaya
mempersatukan seluruh Nusantara sampai abad XII. Sriwijaya memiliki pengaruh
daerah luas, meliputi Jambi, Aceh, Malaya bagian timur, dan lain-lain. Wilayah
kekuasaan pun cukup luas di antaranya Semenanjung Melayu dan Filipina bagian
selatan. Selain itu, telah menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan
Tiongkok selama 6 abad. Sriwijaya mencatat banyak peninggalan sejarah di
nusantara, salah satunya Candi Borobudur menunjukkan pusat kegiatan agama Budha
di Asia Tenggara.
Namun, pada tahap berikutnya, menyeramkan abad
XII situasi dan kondisi di Sriwijaya semakin memburuk disebabkan, antara lain,
adanya perpecahan melalui perang saudara di antaranya keluarga Dinasti
Syailendra. Bahkan dengan adanya serangan dari luar seperti dari Cola (India),
Sriwijaya menjadi lemah, bahasa Melayu mengambil alih pusat kekuasaan Sriwijaya
Palembang yang tanpa kepemimpinan maka Sriwijaya menjadi jatuh dan runtuh.
Dengan surutnya Kerajaan Sriwijaya, munculnya Kerajaan kecil di mana, seperti
jadi Jawa Timur antara lain Dharmawangsa. Airlangga, Kediri, Singasari. Di Jawa
Tengah muncul kerajaan Kalingga, Senjaya, salendra.
Disamping itu, berbagai
refleksi Puncak budaya tercatat lahir dan didirikan Candi Borobudur dan
Prambanan yang megah. Hal ini hanya dapat terlaksana berkat semangat gotong
royong dan kesadaran beragama yang tinggi dan kuat. Di Jawa Timur, Dalam perang
yang terjadi antara Kediri dan Singosari serta kedatangan tentara ekspedisi
singa ke tanah Jawa. Raden Wijaya menjadi pemenangnya dan mendirikan Kerajaan
Majapahit pada abad XII, tahun 1993.[3]
2. Kerajaan majapahit
(1293-1520)
Negara baru Sebuah
kerajaan atau kemahaperabuan Majapahit dengan pendiri R. Wijaya mencapai puncak
kemegahannya di bawah pemerintahan raja Hayam Wuruk yang didampingi oleh
Mahapatih Gajah Mada yang terkenal. Wilayahnya meliputi seluruh Nusantara,
sedang politik luar negerinya semboyan “mitreka
satata” yang artinya adalah persahabatan dengan negara tetangga dan hal ini
dikuatkan dan dicatat dalam buku Negarakertagama karangan Mpu Prapanca yang menyebutkan nama-nama Kerajaan luar negeri yang
memiliki hubungan persahabatan dengan kerajaan Majapahit, Seperti kerajaan
siam, kerajaan Kamboja, kerajaan Burma, kerajaan champa, kerajaan Javana/
sekarang Vietnam, dan kerajaan China.
Majapahit dengan
Mahapatih Gajah Mada yang terkenal dapat mempersatukan seluruh Nusantara berkat
“Sumpah Palapa” nya, yang memiliki arti persatuan dan kesatuan, seperti
tercantum pada sila kedua Pancasila. Sumpah tersebut berbunyi, “saya baru akan
berhenti berpuasa makan Palapa jika kalau Nusantara sudah takluk di bawah
kekuasaan negara Majapahit” (Purwadi 2004:159). Dalam beberapa peninggalan buku
kuno, di antaranya yang terkenal adalah buku “Sutasoma” karangan mpu Tantular berisi kalimat yang dijadikan
semboyan bangsa Indonesia, “ Bhineka
Tunggal Ika”. Semboyan tersebut bermakna mempersatukan seluruh rakyat
wilayah nusantara dalam bentuk persatuan dan kesatuan tanpa terpecah-pecah,
dengan mengabaikan perbedaan yang ada dalam masyarakat seluruh wilayah
nusantara. Pada masa kejayaan Majapahit, agama Hindu dan Budha dapat hidup
berdampingan secara tertib, tanpa benturan hal ini menunjukkan toleransi di
antara umat beragama dijunjung tinggi, bahkan salah satu daerah kekuasaan pada
waktu itu ialah pasai telah memeluk agama Islam.
Majapahit mempersatukan
kembali seluruh nusantara yang terpecah-pecah selama waktu Kurang lebih tiga
abad dari tahun 1293 sampai dengan tahun 1520. Namun, akibatnya Banyak
permasalahan yang timbul di dalam waktu yang bersamaan pada menjelang abad XV
dan juga sebagai akibat wafatnya Mahapatih Gajah Mada, Majapahit semakin mundur
bahkan dengan terjadinya perang saudara dalam perebutan tahta kerajaan,
Majapahit pun hancur dan runtuh.
Perlu menjadi catatan, hal yang penting dari
Kerajaan Sriwijaya maupun Majapahit bukan masalah kejayaannya mainkan dalam
arti keterkaitan perumusan Pancasila, pada zaman itu unsur-unsur yang terdapat
dalam Pancasila telah kita dapati sebagai asas-asas yang menjiwai kehidupan
rakyat, telah dihayati, dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Unsur-unsur
itu berupa jiwa ketuhanan (mereka hidup amat religius), kemanusiaan (mereka
suka melakukan kegiatan kemanusiaan, menjunjung tinggi Sikap tenggang rasa),
persatuan (cinta tanah air dan mengutamakan keselamatan bangsa), Tata
masyarakat tata pemerintahan (dilandasi unsur musyawarah dan keadilan sosial
dalam seluruh kehidupan rakyatnya) jatuhnya Majapahit, yang disebabkan
perpecahan yang mendalam, juga merosotnya pertahanan keamanan di Indonesia,
telah menimbulkan munculnya Kerajaan kecil (Demak, panjang, Mataram, dan
lain-lain) yang memisahkan diri dari Majapahit.
Hal ini memudahkan masuknya bangsa barat ke
Indonesia (Portugis, Spanyol, Belanda) bahkan, sebelum jatuhnya Majapahit,
Islam telah masuk Indonesia. Dr. Bjo schrieke, seorang pakar Islam menyatakan
bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pertama kali pada tahun 1292 disebarkan
melalui para pedagang dan ulama dari Gujarat India barat, kemudian juga melalui
Arab dan parsi/ Iran. Penyebaran tersebut melalui cara damai tanpa penekanan ke
pulau-pulau lainnya.
Kerajaan Islam tertua di Indonesia berada di
Sumatera yaitu Kerajaan Samudra Pasai didirikan oleh raja I yang bernama Sultan
Malik al-saleh, yang akhirnya ditunjukkan oleh Portugis tahun 1522. Berikutnya pada
abad XIV Berdiri Kerajaan Aceh dengan raja yang pertama Sultan Ali mughayat
tahun 1530, sedang raja yang terkenal dalam pemerintahan Aceh pada saat itu
adalah Sultan Iskandar Muda. Pada tahun 1500 di pantai utara Jawa berdiri
kerajaan Demak, dengan raja pertamanya Raden Fatah. Demak pernah Jaya saat
kekuasaan dipegang oleh Sultan trenggono dengan Panglima Fatahillah dan Sunan
Gunung Jati. Fatahillah menguasai Banten dan Jayakarta kemudian Banten
berkembang menjadi kerajaan Islam yang berwibawa.
Seorang sultan yang
terkenal politik tegas terhadap dan anti-Belanda adalah Sultan Ageng Tirtayasa
pada tahun 1651-1681. Serta dampak jatuh, Demak pindah ke panjang dengan sultan
hadiwijaya Sebagai pemegang kekuasaannya. Kerajaan kemudian pindah lagi ke
Mataram dengan ibukotanya Kota gede di bawah pimpinan sutowijoyo. Raja terkenal
di Mataram yang membawa kejayaan adalah Sultan Agung pada sekitar 1613 – 1645,
yang berhaluan politik keras dalam menentang penjajahan Belanda. Namun
penggantinya sangat lemah dan ini dimanfaatkan oleh Belanda untuk memecah
Mataram menjadi dua bagian, yaitu ngayogyakarto Hadiningrat dengan rajanya
Hamengkubuwono I, dan daerah susuhunan Surakarta dengan rajanya Pangeran
Adipati Aryo Mangkusumonegoro.
Beberapa
kerajaan Islam yang lain di Indonesia, diantaranya Ternate, Tidore, bacan,
jailolo, dan goa. Goa beribu kota di Makassar dan raja Islam pertama Alauddin,
kemudian penggantinya bernama Sultan Hasanuddin yang terkenal sangat keras
terhadap penjajah Belanda, tetapi dapat ditundukkan Belanda. Melihat dan
mencermati uraian di atas dapat digambarkan bahwa wilayah nusantara Indonesia
pernah dipersatukan dan pernah mengalami kemakmuran bagi rakyatnya.[4]
D. Masa Penjajahan
Belanda Di Indoensia
Semenjak jatuhnya
Majapahit, Islam yang sudah masuk di Indonesia sekitar abad XIII/ 1292 telah
berkembang dengan pesat tanpa benturan dengan agama yang sudah ada sebelumnya,
seperti Hindu dan Budha. Setelah masuknya Islam di Indonesia dan berakhirlah
kejayaan Majapahit, masuknya bangsa barat ke Indonesia, seperti Portugis dan
Spanyol. Kemudian, menyusul bangsa Belanda pada abad XIV/ 1596 menginjakkan
kakinya melalui Banten dibawah pimpinan Cornelis de Houtman. Belanda mencapai
negeri-negeri timur penghasil rempah-rempah akibat larangan untuk memasuki Pelabuhan
lisboa oleh Portugis.
Belanda cukup berhasil menguasai Indonesia,
kemudian mengembangkan diri dengan mendirikan perkumpulan dagang yang bernama
VOC atau Vereenigde oost Indische
Compagnie. Keberuntungan yang diperoleh Belanda dengan cara mengeruk
kekayaan alam di Indonesia diangkut ke negerinya dan sebagian diinvestasikan di
Indonesia berupa pabrik-pabrik dan perkebunan. Keadaan yang kontradiktif
terjadi mengingat adanya keberuntungan di pihak Belanda, tetapi rakyat terjajah
Indonesia mengalami penderitaan lahir batin yang mendalam. Rakyat ditindas,
diperas, dan dihisap menjadi sapi perah. Belanda menerapkan politik adu domba
atau devide at impera terhadap rakyat
terjajah, dengan melakukan dominasi politik dan sewenang-wenang memperlakukan
rakyat terjajah Indonesia. Selain melakukan eksploitasi ekonomi, diantaranya
juga menerapkan penerapan penetrasi kebudayaan dengan pengaruh yang besar
terhadap sikap kehidupan rakyat
terjajah.
Kondisi yang semakin
parah dengan penekanan penekanan yang tidak kunjung padam mengakibatkan
perlawanan-perlawanan yang dilakukan oleh para tokoh perjuangan terkemuka di
antaranya Sultan Ageng Tirtayasa Banten, Tengku Umar Sultan Hasanuddin, dan
Pangeran Diponegoro. Namun, perlawanan ini mengalami kegagalan karena masalah
kesadaran nasional belum terpupuk, Dan perjuangan serta perlawanan masih
bersifat kedaerahan, kekurangan alat perang/senjata, tidak adanya koordinasi
dan komunikasi, serta tiada alat transportasi. Akhirnya, kompeni Belanda
kembali menundukkan Mataram, Makasar, dan semua daerah vital dan strategis
sebagai pertahanan Belanda dan abad XVII menjadi zaman keemasan Belanda, karena
dalam sejarah sebelumnya pada saat pimpinan Cornelis de Houtman Belanda telah
berperang melawan Portugis merebut Malaka, juga merebut Jayakarta dari tangan
Sultan Agung Banten, kemudian mendirikan batavia di puing-puing bekas kerajaan
jayakarta,dan ini menjadi simbol penjajahan Belanda selama tiga setengah abad
di Indonesia.
Rakyat
indonesia terjajah oleh penjajah Belanda terbagi menjadi beberapa golongan, ada
yang menjadi kenangan pasrah menyerah
kepada nasib apa adanya, Tetapi ada juga golongan yang menghendaki dan memiliki
niat berbuat bisa Merdeka, adil makmur dan golongan ini dinamakan Ampera, yang nantinya cita-cita ini akan
tersurat dan tersirat pada pembukaan undang-undang Dasar 1945. Mengenai sistem
tanam paksa/Cultuurstelsel lebih
lanjut bahwa hal tersebut harus dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda dengan
mengingat beberapa hal, antara lain sebagai berikut :
1.
Sistem pajak tanah/sewa yang diterapkan selama ini mengalami kegagalan.
2.
Diperlukan hasil tanaman ekspor untuk dijual di pasaran Eropa dengan
keuntungan yang tinggi
3.
Belanda masih mencari banyak mencari dalam dana penutup utang perang.
Ciri-ciri utama tanam paksa adalah:
1.
Adanya keharusan bagi rakyat untuk menanam jenis tanaman yang laku di
Eropa
2.
Keharusan membayar pajak bentuk hasil bumi dan
3.
Tanaman jenis ekspor disebut dikirim ke Eropa untuk mendapatkan keuntungan
yang besar
Setelah dihapus
Dihapusnya sistem tanam paksa maka pada tahun 1870 pemerintah Hindia Belanda
mengeluarkan undang-undang agraria dan membuka kesempatan masuknya modal asing
swasta dengan menggali keuntungan yang berlimpah ruah melalui bentuk tindakan
penghisapan Mulai dari perkebunan sampai kepada pertambangan. Hal tersebut
menambah kehancuran kehidupan rakyat terjajah secara lahir dan batin. Melihat
kenyataan tersebut maka timbullah reaksi dari kalangan orang Belanda sendiri,
diantaranya Eduard Douwes Dekker, Multatuli dan Baron Van hoevel yang kemudian
ditegaskan kembali oleh Mr theodore Van Deventer suatu usulan politik etis
menganjurkan kepada pemerintahan Belanda untuk memajukan dan memperbaiki nasib
bangsa Indonesia berupa pemberian balas budi kepada rakyat Kerja Indonesia
melalui perbaikan pendidikan/ edukasi, perbaikan pengairan/irigasi dan
imigrasi/transmigrasi.
Melaksanakan
politik balas budi tidak selalu seperti yang diharapkan, bahkan banyak
menguntungkan pihak perkebunan dalam masalah irigasi/pengairan dan imigrasi
/perpindahan penduduk dalam hal tenaga kerjanya. Namun, pantas dicatat bahwa
dari segi edukasi ternyata melahirkan tokoh-tokoh pimpinan penggerakan kemerdekaan
nasional seperti Bung Karno, Bung Hatta dan Cipto Mangunkusumo Perlawanan terhadap
Belanda masih terus ditingkatkan baik melakukan perang secara fisik yang
berlangsung dari abad 17 sampai dengan 20, maupun secara politik keinginan
untuk Merdeka harus diperjuangkan dengan penuh kesadaran. Keberanian meskipun
secara bertahap, dan akhirnya dapat menimbulkan pergerakan nasional di
Indonesia. Setelah kita menyadari dan melihat perkembangan kondisi dan situasi
yang mempengaruhi dunia, khususnya di negara-negara Asia Afrika, terdapat
banyak faktor yang mempengaruhi serta mendorong akan lahirnya suatu pergerakan
nasional Indonesia.
Faktor
intern
1. Perasaan tidak puas dari bangsa Indonesia atas sikap
penindasan, perlakuan tidak wajar dan sifat angkuh dari pemerintahan Belanda
menimbulkan reaksi perlawanan bersenjata oleh Sultan Agung, Pangeran Diponegoro
Tuanku Imam Bonjol ,Cik Ditiro
2. Kesadaran golongan pelajar melihat, kenyataan telah
terjadinya penindasan yang berjalan cukup lama dengan korban harta benda cukup
besar yang mengakibatkan kebodohan bagi bangsa Indonesia.
3. Adanya gerakan-gerakan keturunan Tionghoa dengan
mendirikan lembaga pendidikan bagi golongan mereka sendiri.
Faktor ekstern
1. Kekalahan Rusia oleh Jepang, tahun 1965 Jepang sebagai
bangsa Asia mampu mengalahkan Rusia sebagai bangsa yang pada saat itu
derajadnya dianggap lebih tinggi sehingga menimbulkan kesan serta kesadaran
bahwa ternyata bangsa Asia dapat mengalahkan bangsa Eropa.
2. Pergerakan bangsa India dibawa Mahatma Gandhi lepas dari
kekuasaan Inggris (sebenarnya situasi dan kondisi hampir sama dengan Indonesia
yang mampu berjuang dalam usaha mencapai kemerdekaan)
3. Kemerdekaan Republik rakyat tiongkok tahun 1911 di bawah
pimpinan Dr. Sun Yat Sen membuktikan bahwa bangsa Asia dapat mengurus dan
melaksanakan pemerintahan sendiri tanpa campur tangan dari pihak asing.
4. Lahirnya Republik Filipina dengan tokohnya Jose Rizal
yang dapat melepas diri dari jajahan Spanyol walaupun akhirnya jatuh ke tangan
Amerika.
Dengan didorong oleh faktor-faktor
tersebut di atas maka pada tanggal 20 Mei 1908, di Jakarta berilah Budi Utomo
yang didirikan oleh dr. Soetomo dan kawan-kawan dengan ketuanya Dr. Wahidin
Sudiro Husodo. Gerakan Budi Utomo tahun 1908, (melalui pendidikan) disebutkan
sebagai lahirnya kebangkitan nasional generasi 0’8. Kemudian, dilanjutkan
dengan lahirnya Serikat Dagang Islam pada tahun 1999 H. Samanhudi, 1911 berubah
menjadi Serikat Islam di bawah HOS Cokroaminoto. Tahun 1955 lahirlah indshce partij terdiri atas tiga
serangkai dr. Cipto mangukusumo, Ki Hajar Dewantara dan Douwes Dekker.
Kemudian, tahun 1920 indishe social democratic partij atau ISP dan mantan Serikat Islam
berubah menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Berikutnya, tahun 1927
berdirilah Partai Nasional Indonesia (PNI) dipimpin oleh Ir. Soekarno dengan
tujuan yang tegas yaitu Indonesia merdeka.
Lahirnya Sumpah
Pemuda yang bunyinya sebagai berikut:
1. Kami putra-putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang
satu tanah Indonesia
2. Kami putra-putri Indonesia mengaku berbangsa satu bangsa
Indonesia
3. Kami putra-putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa
persatuan bahasa Indonesia
Pencetus Sumpah Pemuda
adalah perhimpunan Indonesia Netherland
Partai Nasional Indonesia, dan Pemuda Indonesia. Sumpah Pemuda sangat berperan
dan mendorong perjuangan kemerdekaan Indonesia dengan semakin tugas memperkuat
persatuan nasional sebagai bekal yang makin kuat dalam alam pikiran bangsa
Indonesia menuju cita-cita kemerdekaan Indonesia[5]
E. Penjajahan Jepang Di
Indonesia
Perang dunia II yang
telah berkecambuk membuat Netherland takluk kepada Jerman walaupun hanya selama
5 hari. Ratu Belanda Wilhelmina pada tanggal 6 Desember 1941 menjanjikan kepada
bangsa Indonesia sebagai jajahannya, bilamana sekutu dan Belanda menang,
Belanda akan memberikan hak sendiri yang sejajar dengan negeri Belanda (common wealth), tetapi kenyataannya
Jepang yang kalah dalam perang dunia II. Jepang mendarat di Indonesia pada
tahun 1942, melalui Tarakan, Minahasa, Sulawesi Balikpapan, Ambon,
Batavia(Jakarta) dan Bandung. Belanda menyerah kalah terhadap Jepang pada
tanggal 9 Maret 1942. Pertama kali datang di Indonesia, Jepang propaganda
sebagai berikut:
1.
Jepang mengaku sebagai saudara tua
2.
Jepang akan membebaskan bangsa asing dari penjajahan barat
3.
Jepang akan membebaskan bangsa Indonesia dari penjajahan barat
Namun, hal tersebut
adalah daya tarik Jepang agar bangsa Indonesia bersedia membantu perangnya
melawan sekutu dalam Perang Asia Timur Raya. Bangsa indonesia diberi
keleluasaan untuk mempropagandakan Indonesia merdeka, boleh menyanyikan lagu
Indonesia Raya dan boleh mengibarkan bendera merah putih di samping bendera
Jepang. Penjajahan Jepang wilayah
Indonesia menjadi dua bagian:
1.
Pulau jawa-sumatera dibawah kosan Angkatan Darat
2.
Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Irian dan Nusa Tenggara di bawah kekuasaan
angkatan laut .
Setelah kedudukan dirasa
kuat, sifat-sifat asli Jepang sebagai penjajah mulai tampak, dengan adanya:
1.
Satu sikap yang keras, melarang kebebasan yang telah diberikan sebelumnya
2.
Kekejaman tindakan, membuat tenaga kerja paksa (romusha) dan rakyat banyak menderita kurang makan, sakit dan dll.
3. Menanamkan rasa benci
kepada sekutu
Dalam perkembangan
selanjutnya, antara tahun 1944 sampai 1945 posisi Jepang dalam di lautan Teduh
semakin terdesak oleh operasi tentara sekutu, sedangkan rakyat Indonesia
sebagai bangsa terjajah tetap melakukan perlawanan melalui gerakan dibawah tanah.
Bulan September 1944 Jepang mengumunkan berniat memberikan kemerdekaan kepada
bangsa Indonesia dengan sementara memberikan kebebasan-kebebasan seperti yang
pernah diberikan sebelumnya. Disamping itu, oleh Jepang dibentuk sebuah badan
yang dinamakan badan penyelidik usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI /Dokuritsu
Junbi Cosakai) pada tanggal 29 April 1945 ,yang diresmikan/dilantik pada
tanggal 28 Mei 1945, dengan tugas untuk menyelidiki kemungkinan Indonesia
merdeka.[6]
F. Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekan Indonesia (BPUPKI)
Sidang BPUPKI (dkurtzu
junbi choosakai) dilaksanakan selama dua kali. Yaitu
1. tanggal 29 mei sampai
dengan 1 juni 1945, dan
2. tanggal 10 juli sampai
dengan 17 juli 1945.
Dasar negara indonesia
yang akan dibentuk harus sesuai dengan corak dan kepribadian indonesia sendiri.
Indonesia tidak bisa meniru dasar dan susunan negara dari negara yang lain,
misalnya dari barat. Dasar dan susunan negara barat, khususnya amerika dan
eropa barat yang individualisme dan liberalisme mengutamakan kebebasan dalam
memperkembangkan daya hidup di segala bidang kehidupan politik, ekonomi,sosial
dan budaya.[7]
Sementara itu, para pejuang, pemimpin dan cendikiawan kita, dalam usaha mencari
dasar yang sesuai dengan kepribadian dan corak hidup bangsa, berusaha
memberikan jawaban atas pertanyaan ketua BPUPKI diresmikan pada tanggal 28 mei
1945. Peresmian dilakukan oleh saikoo sikikan (pembesar pemerintah bala tentara
jepang), dan pada hari berikutnya (29
mei 1945) dimulailah sidangnya yang pertama. Badan ini ditugasi untuk
mempelajari hal-hal apa saja yang diperlukan untuk menyelenggarakan negara baru
yang merdeka. Adapun badan ini terdiri atas 63 anggota, termasuk satu ketua dan
dua orang wakilnya, ialah Dr. Radjiman Wedionigrat, dengan wakil ketua
Ichibangase, seorang warga jepang, dan wakil ketua II R. Pandji suroso.
1. sidang pertama BPUPKI tanggal 29 mei sampai
dengan 1 juni 1945
Banyak anggota sidang yang mencoba memberikan jaawaban
atas pertanyaan ketua Dr. Radjiman wedionigrat tentang apakah dasar negara yang
akan dipergunakan apabila kita memilki negara. tokoh penting yang menyampaikan
jawaban melalui perumusan dasar negara, antara lain, adalah Mr. Moh. Yamin,
Prof. Soepomo, dan Ir. Soekarno.
Mr. Moh. Nyamin di dalam bukunya yang berjudul naskah persiapan undang-undang dasar 1945
mengemukakan pada hari pertama sidang I,
BPUPKI tanggal 29 mei 1945 mengenai asas dan dasar negara indonesia merdeka
yang akan dibentuk, yaitu peri kebangsaan, peri kemanusian, peri ketuhanan,
peri kerakyatan, kesejahteraan rakyat.
Tanggal 31 mei 1945 Prof.
Dr soepomo juga mengajukan usulan mengenai asas dan dasar negara indonesia
merdeka sebagai berikut :
1) persatuan/nasionalisme
2) kekeluargaan
3) takluk kepada tuhan
4) musyawarah, dan
5) keadilan rakyat
Tanggal 1 juni 1945
Ir.soekarno mengemukakan melalui pidato 1 juni 1945 dalam sidang BPUPKI yang
sama, dengan mengajukan usul agar dasar negara indonesia merdeka diberi nama “
pancasila” yang artinya “lima dasar”
Adapun urutanya adalah
sebagai berikut :
1) kebangsaan indonesia
2) internasionalisme atau
peri kemanusian
3) mufakat atau demokrasi
4) kesejahteraan sosial,
dan
5) ketuhanan yang
berkebudayaan
2. Piagam Jakarta Tanggal 22 Juni 1945
Hari terkakhir sidang
BPUPKI tanggal 1 juni 1945, oleh ketua BPUPKI Dr. Radjiman wedioningrat telah
dibentuk sebuah panitia kecil yang tediri atas 8 orang anggota yang diketuai
oleh bung karno (selanjutnya disebut panitia delapan), yang ditugasi untuk memeriksa
dan mengklasifikasikan/ menggolong-golongkan usul-usul yang telah masuk baik
lisan maupun tulisan. Panitia delapan berkerja pada masa BPUPKI reses (resesnya
berlangsung dari tanggal 2 juni sampai 9 juli 1945) dan berlangsung dengan
lancar. Pada tanggal 22 juni 1945 ketua panitia delapan Ir. Soekarno dapat
mengumpulkan 38 orang anggota BPUPKI yang sebagian kebetulan berdatangan dari
daerah luar jakarta dalam rangka menghadiri sidang chuo sangi in (badan
penasehat pemerintah bala tentara jepang) dan sebagian memang berada di jakarta
dan melakukan pembicaraan lanjut mengenai berbagai masalah yang menjadi tugas
panitia delapan, terutama masalah dasar negara, hubungan agama dan negara.
sehabis pembicaraan para tokoh yang 38 orang itu dilanjutkan pembentukan sebuah
panitia kecil dari antara mereka yang terdiri dari 9 orang (selanjutnya disebut
panitia sembilan) yang diberi tugas untuk menuntaskan pembicaraan mengenai
dasar negara indonesia merdeka dan merumuskan hasilnya. Mereka itu ialah
1. Ir. Soekarno
2. Drs. Muhammad Hatta
3. Mr.A.A maramis
4. K.H. Wahid hasyim
5. K.H abdul kahar
muzakir
6. H. Agus salim
7. Abikusno
8. Mr. Ahmad soebardjo
9. Mr. Muhammad yamin
Pada malam hari tanggal 22 juni 1945 di rumah bung karno
di jalan peganggsaan timur No. 56, panitia sembilan rapat dan dapat berhasil
merumuskan suatu naskah “rancangan
mukadimah hukum dasar” yang kemudian oleh Mr. Muhammad yamin dinamakan” jakarta charte” atau “ piagam jakarta”. Didalam rancangan
mukadimah hukum dasar itu tercantum
rumusan pancasila pada paragraf keempat, yang tata urutanya adalah sebagai
berikut.
1.) ketuhanan dengan
kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya.
2.) kemanusian yang adil
dan beradab
3.) persatuan indonesia
4.) kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5.) keadilan sosial bagi
seluruh rakyat indonesia
No comments:
Post a Comment