SEJARAH INDONESIA DARI AWAL MULA INDONESIA SAMPAIPROKLAMASI - pemuda bebas berkarya

Breaking

post

recent/hot-posts

Saturday, December 16, 2017

SEJARAH INDONESIA DARI AWAL MULA INDONESIA SAMPAIPROKLAMASI

BAB 1
MASYARAKAT INDONESIA DALAM LINTASAN SEJARAH






A. Sejarah Nama Indonesia

Semenjak disebutkannya kerajaan kutai sampai tarumanegara merupakan kerajaan kuno bersifat lokal wilayah setempat dengan pengaruh kebudayaan hindu dan selanjutnya dikemukakan pengenalan kejayaan kerajaan nasional sriwijaya dan majapahit maka telah ada nama bagi wilayah kepulauan yang merupakan tanah air bangsa indonesia, yaitu nusantara sebelum kedatangan bangsa barat di indonesia, yang terletak disekitar khatulistiwa, tepatnya berada di antara samudra pasifik dan samudra hindia, serta di antara benua asia dan benua australia. Nama nusantara diberikan oleh pujangga majapahit, sedang bangsa india memberikan nama indonesia dengan dwipantara. Kemudian, pada masa penjajahan belanda, indonesia diberi nama hindia belanda atau nederlandsch-indie oleh pemerintah penjajah belanda.
            Nama indonesia berasal dari bahasa latin, indos dan nesos yang artinya india dan pulau-pulau. Nama indonesia yang dimaksud adalah pulau-pulau yang ada di samudra hindia dan itulah yang dimaksud sebagai satuan pulau yang kemudian disebut dengan indonesia.Pada sekitar tahun 1920 partai-partai politik dan organisasi masa zaman hindia belanda dan organisasi pelajar mahasiswa indonesia di netherland sudah menggunakan sebutan indonesia. Misalnya, nama perhimpunan sejak tahun 1922 telah diganti namanya dengan “perhimpunan indonesia”. Kemudian, dalam perkembangan selanjutnya nama tersebut lebih banyak lagi dipergunakan.
Melalui sumpah pemuda tanggal 28 oktober 1928 dan juga semenjak hari kemerdekaan indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 agustus 1948, “istilah indonesia” menjadi nama resmi di seluruh tanah air, bangsa, dan negara kita indonesia.[1]

B. Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Sejak zaman purba, kepulauan nusantara kita sudah dihuni manusia. Zaman peradaban batu terjadi dua golongan perpindahan bangsa dari daratan asia menyeberang ke pulau samudra hindia, kemudian menyebar dari madagaskar sampai ke filipina dan melanesia, yang akhirnya hidup menyatu dengan penduduk asli setempat. Inilah yang disebut sebagai nenek moyang bangsa indonesia.Penduduk asli inilah yang diakui sebagai nenek moyang bangsa indonesia adalah mereka telah memiliki suatu nilai kehidupan yang berbudaya tinggi menurut kondisi pada saat itu, jauh dari waktu-waktu datangnya pengaruh asing atau bangsa-bangsa yang lain.
           
Nenek moyang kita pada umumnya saat itu hidup dari petani dan menjadi nelayan/pelaut. Sebagai siswa seni moyang ialah berupa perahu bercadik, yang kita kenal sebagai peninggalan masa lalu. Tak dapat disangkal lagi bahwa nenek moyang kita nusantara ini hidup di berbagai ribuan pulau. Nenek moyang kita tinggal dalam kelompok-kelompok ketik sebagai masyarakat yang terisolasi oleh alam, yang satu dengan yang lain terpisah-pisah dalam kelompok, yang akhirnya hal ini menimbulkan suku-suku yang memiliki budaya-nya masing-masing yang satu berbeda dengan yang lain, kesenian serta adat istiadat, kebiasaan, dan lain-lain.

Meskipun perbedaan-perbedaan tersebut tidak terlalu mencolok tajam, segenap perbedaan budaya suku-suku yang ada akan memberikan bentuk pada kekayaan budaya suatu bangsa, dalam hal ini bangsa indonesia. Pada kebudayaan indonesia asli yang telah dinilai memiliki unsur-unsur budaya yang luhur, berupa antara lain sifat religius suatu kepercayaan terhadap zat yang gaib juga sikap menghormati terhadap roh para orang tua dan roh nenek moyang sebelumnya, rasa peri kemanusiaan yang ikhlas tanpa memindahkan sumber dan warna kulit, rasa persatuan dan kesatuan yang terbina sangat erat dalam bentuk kekeluargaan maupun sikap luwes dalam pergaulan melalui bentuk musyawarah dan kegotongroyongan yang tinggi dalam lingkup keluarga dan masyarakat.[2]

C. Masa Kerajaan Nasional Di Indonesia
Nenek moyang kita secara jelas sejak zaman dahulu telah menjalani hidup dalam tata masyarakat yang teratur, bahkan sudah dalam bentuk kerajaan kecil kuno, seperti telah di singgung diatas, yaitu Kutai yang lahir pada abad V di Kalimantan timur, dengan rajanya yang terkenal, seperti Mulawarman. Hal ini tercatat berdasarkan berita tertua Cina yang bertalian dengan zaman itu yaitu dari dinasti t’ang tahun 618 – 906.
 Berikutnya Kerajaan Tarumanegara lahir juga pada abad V, berada di daerah Jawa Barat (Banten, Jakarta, Bogor, dan Cirebon rajanya). Punawarman, sedang menurut dugaan sementara, kerajaan Cirebon telah ada sebelumnya yaitu sekitar abad ke-2.
 Sebelum terkenal kerajaan nasional pertama Sriwijaya dan kerajaan nasional kedua Majapahit, di kedua kerajaan kuno tersebut di atas telah berkembang agama Hindu dan pengaruhnya tuh dengan baik bersama kepribadian asli setempat.
1. kerajaan sriwijaya (620-1270)
Pada abad VII munculnya di Sumatera (Palembang) Sebuah kerajaan atau kemahadatuan bernama Sriwijaya sebagai kerajaan nasional pertama di Indonesia dibawa Dinasti Syailendra dengan rajanya yang terkenal Balaputradewa. Sebagai negara maritim, Sriwijaya mempersatukan seluruh Nusantara sampai abad XII. Sriwijaya memiliki pengaruh daerah luas, meliputi Jambi, Aceh, Malaya bagian timur, dan lain-lain. Wilayah kekuasaan pun cukup luas di antaranya Semenanjung Melayu dan Filipina bagian selatan. Selain itu, telah menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan Tiongkok selama 6 abad. Sriwijaya mencatat banyak peninggalan sejarah di nusantara, salah satunya Candi Borobudur menunjukkan pusat kegiatan agama Budha di Asia Tenggara.
 Namun, pada tahap berikutnya, menyeramkan abad XII situasi dan kondisi di Sriwijaya semakin memburuk disebabkan, antara lain, adanya perpecahan melalui perang saudara di antaranya keluarga Dinasti Syailendra. Bahkan dengan adanya serangan dari luar seperti dari Cola (India), Sriwijaya menjadi lemah, bahasa Melayu mengambil alih pusat kekuasaan Sriwijaya Palembang yang tanpa kepemimpinan maka Sriwijaya menjadi jatuh dan runtuh. Dengan surutnya Kerajaan Sriwijaya, munculnya Kerajaan kecil di mana, seperti jadi Jawa Timur antara lain Dharmawangsa. Airlangga, Kediri, Singasari. Di Jawa Tengah muncul kerajaan Kalingga, Senjaya, salendra.
Disamping itu, berbagai refleksi Puncak budaya tercatat lahir dan didirikan Candi Borobudur dan Prambanan yang megah. Hal ini hanya dapat terlaksana berkat semangat gotong royong dan kesadaran beragama yang tinggi dan kuat. Di Jawa Timur, Dalam perang yang terjadi antara Kediri dan Singosari serta kedatangan tentara ekspedisi singa ke tanah Jawa. Raden Wijaya menjadi pemenangnya dan mendirikan Kerajaan Majapahit pada abad XII, tahun 1993.[3]
2. Kerajaan majapahit (1293-1520)
Negara baru Sebuah kerajaan atau kemahaperabuan Majapahit dengan pendiri R. Wijaya mencapai puncak kemegahannya di bawah pemerintahan raja Hayam Wuruk yang didampingi oleh Mahapatih Gajah Mada yang terkenal. Wilayahnya meliputi seluruh Nusantara, sedang politik luar negerinya semboyan “mitreka satata” yang artinya adalah persahabatan dengan negara tetangga dan hal ini dikuatkan dan dicatat dalam buku Negarakertagama karangan Mpu Prapanca yang menyebutkan nama-nama Kerajaan luar negeri yang memiliki hubungan persahabatan dengan kerajaan Majapahit, Seperti kerajaan siam, kerajaan Kamboja, kerajaan Burma, kerajaan champa, kerajaan Javana/ sekarang Vietnam, dan kerajaan China.
Majapahit dengan Mahapatih Gajah Mada yang terkenal dapat mempersatukan seluruh Nusantara berkat “Sumpah Palapa” nya, yang memiliki arti persatuan dan kesatuan, seperti tercantum pada sila kedua Pancasila. Sumpah tersebut berbunyi, “saya baru akan berhenti berpuasa makan Palapa jika kalau Nusantara sudah takluk di bawah kekuasaan negara Majapahit” (Purwadi 2004:159). Dalam beberapa peninggalan buku kuno, di antaranya yang terkenal adalah buku “Sutasoma” karangan mpu Tantular berisi kalimat yang dijadikan semboyan bangsa Indonesia, “ Bhineka Tunggal Ika”. Semboyan tersebut bermakna mempersatukan seluruh rakyat wilayah nusantara dalam bentuk persatuan dan kesatuan tanpa terpecah-pecah, dengan mengabaikan perbedaan yang ada dalam masyarakat seluruh wilayah nusantara. Pada masa kejayaan Majapahit, agama Hindu dan Budha dapat hidup berdampingan secara tertib, tanpa benturan hal ini menunjukkan toleransi di antara umat beragama dijunjung tinggi, bahkan salah satu daerah kekuasaan pada waktu itu ialah pasai telah memeluk agama Islam.
Majapahit mempersatukan kembali seluruh nusantara yang terpecah-pecah selama waktu Kurang lebih tiga abad dari tahun 1293 sampai dengan tahun 1520. Namun, akibatnya Banyak permasalahan yang timbul di dalam waktu yang bersamaan pada menjelang abad XV dan juga sebagai akibat wafatnya Mahapatih Gajah Mada, Majapahit semakin mundur bahkan dengan terjadinya perang saudara dalam perebutan tahta kerajaan, Majapahit pun hancur dan runtuh.
 Perlu menjadi catatan, hal yang penting dari Kerajaan Sriwijaya maupun Majapahit bukan masalah kejayaannya mainkan dalam arti keterkaitan perumusan Pancasila, pada zaman itu unsur-unsur yang terdapat dalam Pancasila telah kita dapati sebagai asas-asas yang menjiwai kehidupan rakyat, telah dihayati, dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Unsur-unsur itu berupa jiwa ketuhanan (mereka hidup amat religius), kemanusiaan (mereka suka melakukan kegiatan kemanusiaan, menjunjung tinggi Sikap tenggang rasa), persatuan (cinta tanah air dan mengutamakan keselamatan bangsa), Tata masyarakat tata pemerintahan (dilandasi unsur musyawarah dan keadilan sosial dalam seluruh kehidupan rakyatnya) jatuhnya Majapahit, yang disebabkan perpecahan yang mendalam, juga merosotnya pertahanan keamanan di Indonesia, telah menimbulkan munculnya Kerajaan kecil (Demak, panjang, Mataram, dan lain-lain) yang memisahkan diri dari Majapahit.
 Hal ini memudahkan masuknya bangsa barat ke Indonesia (Portugis, Spanyol, Belanda) bahkan, sebelum jatuhnya Majapahit, Islam telah masuk Indonesia. Dr. Bjo schrieke, seorang pakar Islam menyatakan bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pertama kali pada tahun 1292 disebarkan melalui para pedagang dan ulama dari Gujarat India barat, kemudian juga melalui Arab dan parsi/ Iran. Penyebaran tersebut melalui cara damai tanpa penekanan ke pulau-pulau lainnya.
 Kerajaan Islam tertua di Indonesia berada di Sumatera yaitu Kerajaan Samudra Pasai didirikan oleh raja I yang bernama Sultan Malik al-saleh, yang akhirnya ditunjukkan oleh Portugis tahun 1522. Berikutnya pada abad XIV Berdiri Kerajaan Aceh dengan raja yang pertama Sultan Ali mughayat tahun 1530, sedang raja yang terkenal dalam pemerintahan Aceh pada saat itu adalah Sultan Iskandar Muda. Pada tahun 1500 di pantai utara Jawa berdiri kerajaan Demak, dengan raja pertamanya Raden Fatah. Demak pernah Jaya saat kekuasaan dipegang oleh Sultan trenggono dengan Panglima Fatahillah dan Sunan Gunung Jati. Fatahillah menguasai Banten dan Jayakarta kemudian Banten berkembang menjadi kerajaan Islam yang berwibawa.
Seorang sultan yang terkenal politik tegas terhadap dan anti-Belanda adalah Sultan Ageng Tirtayasa pada tahun 1651-1681. Serta dampak jatuh, Demak pindah ke panjang dengan sultan hadiwijaya Sebagai pemegang kekuasaannya. Kerajaan kemudian pindah lagi ke Mataram dengan ibukotanya Kota gede di bawah pimpinan sutowijoyo. Raja terkenal di Mataram yang membawa kejayaan adalah Sultan Agung pada sekitar 1613 – 1645, yang berhaluan politik keras dalam menentang penjajahan Belanda. Namun penggantinya sangat lemah dan ini dimanfaatkan oleh Belanda untuk memecah Mataram menjadi dua bagian, yaitu ngayogyakarto Hadiningrat dengan rajanya Hamengkubuwono I, dan daerah susuhunan Surakarta dengan rajanya Pangeran Adipati Aryo Mangkusumonegoro.
            Beberapa kerajaan Islam yang lain di Indonesia, diantaranya Ternate, Tidore, bacan, jailolo, dan goa. Goa beribu kota di Makassar dan raja Islam pertama Alauddin, kemudian penggantinya bernama Sultan Hasanuddin yang terkenal sangat keras terhadap penjajah Belanda, tetapi dapat ditundukkan Belanda. Melihat dan mencermati uraian di atas dapat digambarkan bahwa wilayah nusantara Indonesia pernah dipersatukan dan pernah mengalami kemakmuran bagi rakyatnya.[4]
D. Masa Penjajahan Belanda Di Indoensia
Semenjak jatuhnya Majapahit, Islam yang sudah masuk di Indonesia sekitar abad XIII/ 1292 telah berkembang dengan pesat tanpa benturan dengan agama yang sudah ada sebelumnya, seperti Hindu dan Budha. Setelah masuknya Islam di Indonesia dan berakhirlah kejayaan Majapahit, masuknya bangsa barat ke Indonesia, seperti Portugis dan Spanyol. Kemudian, menyusul bangsa Belanda pada abad XIV/ 1596 menginjakkan kakinya melalui Banten dibawah pimpinan Cornelis de Houtman. Belanda mencapai negeri-negeri timur penghasil rempah-rempah akibat larangan untuk memasuki Pelabuhan lisboa oleh Portugis.
 Belanda cukup berhasil menguasai Indonesia, kemudian mengembangkan diri dengan mendirikan perkumpulan dagang yang bernama VOC atau Vereenigde oost Indische Compagnie. Keberuntungan yang diperoleh Belanda dengan cara mengeruk kekayaan alam di Indonesia diangkut ke negerinya dan sebagian diinvestasikan di Indonesia berupa pabrik-pabrik dan perkebunan. Keadaan yang kontradiktif terjadi mengingat adanya keberuntungan di pihak Belanda, tetapi rakyat terjajah Indonesia mengalami penderitaan lahir batin yang mendalam. Rakyat ditindas, diperas, dan dihisap menjadi sapi perah. Belanda menerapkan politik adu domba atau devide at impera terhadap rakyat terjajah, dengan melakukan dominasi politik dan sewenang-wenang memperlakukan rakyat terjajah Indonesia. Selain melakukan eksploitasi ekonomi, diantaranya juga menerapkan penerapan penetrasi kebudayaan dengan pengaruh yang besar terhadap  sikap kehidupan rakyat terjajah.
Kondisi yang semakin parah dengan penekanan penekanan yang tidak kunjung padam mengakibatkan perlawanan-perlawanan yang dilakukan oleh para tokoh perjuangan terkemuka di antaranya Sultan Ageng Tirtayasa Banten, Tengku Umar Sultan Hasanuddin, dan Pangeran Diponegoro. Namun, perlawanan ini mengalami kegagalan karena masalah kesadaran nasional belum terpupuk, Dan perjuangan serta perlawanan masih bersifat kedaerahan, kekurangan alat perang/senjata, tidak adanya koordinasi dan komunikasi, serta tiada alat transportasi. Akhirnya, kompeni Belanda kembali menundukkan Mataram, Makasar, dan semua daerah vital dan strategis sebagai pertahanan Belanda dan abad XVII menjadi zaman keemasan Belanda, karena dalam sejarah sebelumnya pada saat pimpinan Cornelis de Houtman Belanda telah berperang melawan Portugis merebut Malaka, juga merebut Jayakarta dari tangan Sultan Agung Banten, kemudian mendirikan batavia di puing-puing bekas kerajaan jayakarta,dan ini menjadi simbol penjajahan Belanda selama tiga setengah abad di Indonesia.
            Rakyat indonesia terjajah oleh penjajah Belanda terbagi menjadi beberapa golongan, ada yang menjadi kenangan pasrah menyerah kepada nasib apa adanya, Tetapi ada juga golongan yang menghendaki dan memiliki niat berbuat bisa Merdeka, adil makmur dan golongan ini dinamakan Ampera, yang nantinya cita-cita ini akan tersurat dan tersirat pada pembukaan undang-undang Dasar 1945. Mengenai sistem tanam paksa/Cultuurstelsel lebih lanjut bahwa hal tersebut harus dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda dengan mengingat beberapa hal, antara lain sebagai berikut :
1.    Sistem pajak tanah/sewa yang diterapkan selama ini mengalami kegagalan.
2.    Diperlukan hasil tanaman ekspor untuk dijual di pasaran Eropa dengan keuntungan yang tinggi
3.    Belanda masih mencari banyak mencari dalam dana penutup utang perang.
 Ciri-ciri utama tanam paksa adalah:
1.    Adanya keharusan bagi rakyat untuk menanam jenis tanaman yang laku di Eropa
2.    Keharusan membayar pajak bentuk hasil bumi dan
3.    Tanaman jenis ekspor disebut dikirim ke Eropa untuk mendapatkan keuntungan yang besar
Setelah dihapus Dihapusnya sistem tanam paksa maka pada tahun 1870 pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan undang-undang agraria dan membuka kesempatan masuknya modal asing swasta dengan menggali keuntungan yang berlimpah ruah melalui bentuk tindakan penghisapan Mulai dari perkebunan sampai kepada pertambangan. Hal tersebut menambah kehancuran kehidupan rakyat terjajah secara lahir dan batin. Melihat kenyataan tersebut maka timbullah reaksi dari kalangan orang Belanda sendiri, diantaranya Eduard Douwes Dekker, Multatuli dan Baron Van hoevel yang kemudian ditegaskan kembali oleh Mr theodore Van Deventer suatu usulan politik etis menganjurkan kepada pemerintahan Belanda untuk memajukan dan memperbaiki nasib bangsa Indonesia berupa pemberian balas budi kepada rakyat Kerja Indonesia melalui perbaikan pendidikan/ edukasi, perbaikan pengairan/irigasi dan imigrasi/transmigrasi.
            Melaksanakan politik balas budi tidak selalu seperti yang diharapkan, bahkan banyak menguntungkan pihak perkebunan dalam masalah irigasi/pengairan dan imigrasi /perpindahan penduduk dalam hal tenaga kerjanya. Namun, pantas dicatat bahwa dari segi edukasi ternyata melahirkan tokoh-tokoh pimpinan penggerakan kemerdekaan nasional seperti Bung Karno, Bung Hatta dan Cipto Mangunkusumo Perlawanan terhadap Belanda masih terus ditingkatkan baik melakukan perang secara fisik yang berlangsung dari abad 17 sampai dengan 20, maupun secara politik keinginan untuk Merdeka harus diperjuangkan dengan penuh kesadaran. Keberanian meskipun secara bertahap, dan akhirnya dapat menimbulkan pergerakan nasional di Indonesia. Setelah kita menyadari dan melihat perkembangan kondisi dan situasi yang mempengaruhi dunia, khususnya di negara-negara Asia Afrika, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi serta mendorong akan lahirnya suatu pergerakan nasional Indonesia.
Faktor intern
1.    Perasaan tidak puas dari bangsa Indonesia atas sikap penindasan, perlakuan tidak wajar dan sifat angkuh dari pemerintahan Belanda menimbulkan reaksi perlawanan bersenjata oleh Sultan Agung, Pangeran Diponegoro Tuanku Imam Bonjol ,Cik Ditiro
2.    Kesadaran golongan pelajar melihat, kenyataan telah terjadinya penindasan yang berjalan cukup lama dengan korban harta benda cukup besar yang mengakibatkan kebodohan bagi bangsa Indonesia.
3.    Adanya gerakan-gerakan keturunan Tionghoa dengan mendirikan lembaga pendidikan bagi golongan mereka sendiri.
 Faktor ekstern
1.    Kekalahan Rusia oleh Jepang, tahun 1965 Jepang sebagai bangsa Asia mampu mengalahkan Rusia sebagai bangsa yang pada saat itu derajadnya dianggap lebih tinggi sehingga menimbulkan kesan serta kesadaran bahwa ternyata bangsa Asia dapat mengalahkan bangsa Eropa.
2.    Pergerakan bangsa India dibawa Mahatma Gandhi lepas dari kekuasaan Inggris (sebenarnya situasi dan kondisi hampir sama dengan Indonesia yang mampu berjuang dalam usaha mencapai kemerdekaan)
3.    Kemerdekaan Republik rakyat tiongkok tahun 1911 di bawah pimpinan Dr. Sun Yat Sen membuktikan bahwa bangsa Asia dapat mengurus dan melaksanakan pemerintahan sendiri tanpa campur tangan dari pihak asing.
4.    Lahirnya Republik Filipina dengan tokohnya Jose Rizal yang dapat melepas diri dari jajahan Spanyol walaupun akhirnya jatuh ke tangan Amerika.
            Dengan didorong oleh faktor-faktor tersebut di atas maka pada tanggal 20 Mei 1908, di Jakarta berilah Budi Utomo yang didirikan oleh dr. Soetomo dan kawan-kawan dengan ketuanya Dr. Wahidin Sudiro Husodo. Gerakan Budi Utomo tahun 1908, (melalui pendidikan) disebutkan sebagai lahirnya kebangkitan nasional generasi 0’8. Kemudian, dilanjutkan dengan lahirnya Serikat Dagang Islam pada tahun 1999 H. Samanhudi, 1911 berubah menjadi Serikat Islam di bawah HOS Cokroaminoto. Tahun 1955 lahirlah indshce partij terdiri atas tiga serangkai dr. Cipto mangukusumo, Ki Hajar Dewantara dan Douwes Dekker.
 Kemudian, tahun 1920 indishe social democratic partij atau ISP dan mantan Serikat Islam berubah menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Berikutnya, tahun 1927 berdirilah Partai Nasional Indonesia (PNI) dipimpin oleh Ir. Soekarno dengan tujuan yang tegas yaitu Indonesia merdeka.
 Lahirnya Sumpah Pemuda yang bunyinya sebagai berikut:
1.    Kami putra-putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu tanah Indonesia
2.    Kami putra-putri Indonesia mengaku berbangsa satu bangsa Indonesia
3.    Kami putra-putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa Indonesia
Pencetus Sumpah Pemuda adalah perhimpunan Indonesia Netherland Partai Nasional Indonesia, dan Pemuda Indonesia. Sumpah Pemuda sangat berperan dan mendorong perjuangan kemerdekaan Indonesia dengan semakin tugas memperkuat persatuan nasional sebagai bekal yang makin kuat dalam alam pikiran bangsa Indonesia menuju cita-cita kemerdekaan Indonesia[5]
E. Penjajahan Jepang Di Indonesia
Perang dunia II yang telah berkecambuk membuat Netherland takluk kepada Jerman walaupun hanya selama 5 hari. Ratu Belanda Wilhelmina pada tanggal 6 Desember 1941 menjanjikan kepada bangsa Indonesia sebagai jajahannya, bilamana sekutu dan Belanda menang, Belanda akan memberikan hak sendiri yang sejajar dengan negeri Belanda (common wealth), tetapi kenyataannya Jepang yang kalah dalam perang dunia II. Jepang mendarat di Indonesia pada tahun 1942, melalui Tarakan, Minahasa, Sulawesi Balikpapan, Ambon, Batavia(Jakarta) dan Bandung. Belanda menyerah kalah terhadap Jepang pada tanggal 9 Maret 1942. Pertama kali datang di Indonesia, Jepang propaganda sebagai berikut:
1.    Jepang mengaku sebagai saudara tua
2.    Jepang akan membebaskan bangsa asing dari penjajahan barat
3.    Jepang akan membebaskan bangsa Indonesia dari penjajahan barat
Namun, hal tersebut adalah daya tarik Jepang agar bangsa Indonesia bersedia membantu perangnya melawan sekutu dalam Perang Asia Timur Raya. Bangsa indonesia diberi keleluasaan untuk mempropagandakan Indonesia merdeka, boleh menyanyikan lagu Indonesia Raya dan boleh mengibarkan bendera merah putih di samping bendera Jepang.  Penjajahan Jepang wilayah Indonesia menjadi dua bagian:
1.    Pulau jawa-sumatera dibawah kosan Angkatan Darat
2.    Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Irian dan Nusa Tenggara di bawah kekuasaan angkatan laut .
Setelah kedudukan dirasa kuat, sifat-sifat asli Jepang sebagai penjajah mulai tampak, dengan adanya:
1.    Satu sikap yang keras, melarang kebebasan yang telah diberikan sebelumnya
2.    Kekejaman tindakan, membuat tenaga kerja paksa (romusha) dan rakyat banyak menderita kurang makan, sakit dan dll.
3.    Menanamkan rasa benci kepada sekutu
Dalam perkembangan selanjutnya, antara tahun 1944 sampai 1945 posisi Jepang dalam di lautan Teduh semakin terdesak oleh operasi tentara sekutu, sedangkan rakyat Indonesia sebagai bangsa terjajah tetap melakukan perlawanan melalui gerakan dibawah tanah. Bulan September 1944 Jepang mengumunkan berniat memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia dengan sementara memberikan kebebasan-kebebasan seperti yang pernah diberikan sebelumnya. Disamping itu, oleh Jepang dibentuk sebuah badan yang dinamakan badan penyelidik usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia  (BPUPKI /Dokuritsu Junbi Cosakai) pada tanggal 29 April 1945 ,yang diresmikan/dilantik pada tanggal 28 Mei 1945, dengan tugas untuk menyelidiki kemungkinan Indonesia merdeka.[6]

F. Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekan Indonesia (BPUPKI)
            Sidang BPUPKI (dkurtzu junbi choosakai) dilaksanakan selama dua kali. Yaitu
1. tanggal 29 mei sampai dengan 1 juni 1945, dan
2. tanggal 10 juli sampai dengan 17 juli 1945.
Dasar negara indonesia yang akan dibentuk harus sesuai dengan corak dan kepribadian indonesia sendiri. Indonesia tidak bisa meniru dasar dan susunan negara dari negara yang lain, misalnya dari barat. Dasar dan susunan negara barat, khususnya amerika dan eropa barat yang individualisme dan liberalisme mengutamakan kebebasan dalam memperkembangkan daya hidup di segala bidang kehidupan politik, ekonomi,sosial dan budaya.[7] Sementara itu, para pejuang, pemimpin dan cendikiawan kita, dalam usaha mencari dasar yang sesuai dengan kepribadian dan corak hidup bangsa, berusaha memberikan jawaban atas pertanyaan ketua BPUPKI diresmikan pada tanggal 28 mei 1945. Peresmian dilakukan oleh saikoo sikikan (pembesar pemerintah bala tentara jepang), dan  pada hari berikutnya (29 mei 1945) dimulailah sidangnya yang pertama. Badan ini ditugasi untuk mempelajari hal-hal apa saja yang diperlukan untuk menyelenggarakan negara baru yang merdeka. Adapun badan ini terdiri atas 63 anggota, termasuk satu ketua dan dua orang wakilnya, ialah Dr. Radjiman Wedionigrat, dengan wakil ketua Ichibangase, seorang warga jepang, dan wakil ketua II R. Pandji suroso.
1.  sidang pertama BPUPKI tanggal 29 mei sampai dengan 1 juni 1945
            Banyak anggota sidang yang mencoba memberikan jaawaban atas pertanyaan ketua Dr. Radjiman wedionigrat tentang apakah dasar negara yang akan dipergunakan apabila kita memilki negara. tokoh penting yang menyampaikan jawaban melalui perumusan dasar negara, antara lain, adalah Mr. Moh. Yamin, Prof. Soepomo, dan Ir. Soekarno.
            Mr. Moh. Nyamin di dalam bukunya yang berjudul naskah persiapan undang-undang dasar 1945 mengemukakan pada hari pertama sidang  I, BPUPKI tanggal 29 mei 1945 mengenai asas dan dasar negara indonesia merdeka yang akan dibentuk, yaitu peri kebangsaan, peri kemanusian, peri ketuhanan, peri kerakyatan, kesejahteraan rakyat.
Tanggal 31 mei 1945 Prof. Dr soepomo juga mengajukan usulan mengenai asas dan dasar negara indonesia merdeka sebagai berikut :
1) persatuan/nasionalisme
2) kekeluargaan
3) takluk kepada tuhan
4) musyawarah, dan
5) keadilan rakyat
Tanggal 1 juni 1945 Ir.soekarno mengemukakan melalui pidato 1 juni 1945 dalam sidang BPUPKI yang sama, dengan mengajukan usul agar dasar negara indonesia merdeka diberi nama “ pancasila” yang artinya “lima dasar”
Adapun urutanya adalah sebagai berikut :
1) kebangsaan indonesia
2) internasionalisme atau peri kemanusian
3) mufakat atau demokrasi
4) kesejahteraan sosial, dan
5) ketuhanan yang berkebudayaan

2. Piagam Jakarta Tanggal 22 Juni 1945
            Hari terkakhir sidang BPUPKI tanggal 1 juni 1945, oleh ketua BPUPKI Dr. Radjiman wedioningrat telah dibentuk sebuah panitia kecil yang tediri atas 8 orang anggota yang diketuai oleh bung karno (selanjutnya disebut panitia delapan), yang ditugasi untuk memeriksa dan mengklasifikasikan/ menggolong-golongkan usul-usul yang telah masuk baik lisan maupun tulisan. Panitia delapan berkerja pada masa BPUPKI reses (resesnya berlangsung dari tanggal 2 juni sampai 9 juli 1945) dan berlangsung dengan lancar. Pada tanggal 22 juni 1945 ketua panitia delapan Ir. Soekarno dapat mengumpulkan 38 orang anggota BPUPKI yang sebagian kebetulan berdatangan dari daerah luar jakarta dalam rangka menghadiri sidang chuo sangi in (badan penasehat pemerintah bala tentara jepang) dan sebagian memang berada di jakarta dan melakukan pembicaraan lanjut mengenai berbagai masalah yang menjadi tugas panitia delapan, terutama masalah dasar negara, hubungan agama dan negara. sehabis pembicaraan para tokoh yang 38 orang itu dilanjutkan pembentukan sebuah panitia kecil dari antara mereka yang terdiri dari 9 orang (selanjutnya disebut panitia sembilan) yang diberi tugas untuk menuntaskan pembicaraan mengenai dasar negara indonesia merdeka dan merumuskan hasilnya. Mereka itu ialah
1. Ir. Soekarno
2. Drs. Muhammad Hatta
3. Mr.A.A maramis
4. K.H. Wahid hasyim
5. K.H abdul kahar muzakir
6. H. Agus salim
7. Abikusno
8. Mr. Ahmad soebardjo
9. Mr. Muhammad yamin
            Pada malam hari tanggal 22 juni 1945 di rumah bung karno di jalan peganggsaan timur No. 56, panitia sembilan rapat dan dapat berhasil merumuskan suatu naskah “rancangan mukadimah hukum dasar” yang kemudian oleh Mr. Muhammad yamin dinamakan” jakarta charte” atau “ piagam jakarta”. Didalam rancangan mukadimah hukum dasar  itu tercantum rumusan pancasila pada paragraf keempat, yang tata urutanya adalah sebagai berikut.
1.) ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya.
2.) kemanusian yang adil dan beradab
3.) persatuan indonesia
4.) kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5.) keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia





[1]   Pandji setijo,pendidikan pancasila,(jakarta,pt.grasindo widiarsana,2006) hlm.15

[2]   Ibid hlm.16
[3]  ibid hlm.18

[4]  Ibid hlm.19
[5] Ibid hlm. 22
[6]   Pandji setijo,pendidikan pancasila,(jakarta,pt.grasindo widiarsana,2006) hlm.23
[7]  Ibid hlm. 28

No comments:

Post a Comment